Laman

Jumat, 15 April 2011

Keutamaan Belajar dan Mengajar


Dari Abi Musa Radhiallahu Anhu, Nabi Shalallahu Alaihi wa sallam

bersabda,* *"Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan, yang oleh karena itu
Allah mengutus aku untuk menyampaikanya, seperti hujan lebat jatuh ke bumi;
bumi itu ada yang subur, menyerap air, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan
rumput-rumput yang banyak. Ada pula yang keras tidak menyerap air sehingga
tergenang, maka Allah memberi manfaat dengan hal itu kepada manusia. Mereka
dapat minum dan memberi minum (binatang ternak dan sebagainya), dan untuk
bercocok tanam. Ada pula hujan yang jatuh kebagian lain, yaitu di atas tanah
yang tidak menggenangkan air dan tidak pula menumbuhkan rumput. Begitulah
perumpamaan orang yang belajar agama, yang mau memanfaatkan sesuatu yang
oleh karena itu Allah mengutus aku menyampaikannya, dipelajarinya dan
diajarkannya. Begitu pula perumpamaan orang yang tidak mau memikirkan dan
mengambil peduli dengan petunjuk Allah, yang aku diutus untuk
menyampaikannya. "Abu Abdillah berkata, bahwa Ishaq berkata," Dan ada
diantara bagian bumi yang digenangi air, tapi tidak menyerap." **(Arti dari
Hadts No 79 - Kitab Fathu Bari)*

*Kandungan Hadits**
*
Tentang hadits diatas, setelah memaparkan keterangan yang menjelaskan hadits
diatas dari segi bahasa (arab), Ibnu Hajar Al-Asqalani -penulis kitab fikih
(klasik) Bulughul Maram- dalam kitabnya Fathul Bari, menjelaskan :

Al Qurtubi dan yang lainnya mengatakan bahwa Rasulullah ketika datang
membawa ajaran agama, beliau mengumpamakannya dengan hujan yang diperlukan
ketika mereka membutuhkannya. Demikianlah kondisi manusia sebelum Rasulullah
diutus. Seperti hujan menghidupkan tanah yang mati, demikian pula ilmu agama
dapat menghidupkan hati yang mati.

Kemudian beliau mengumpamakan orang yang mendengarkan ilmu agama dengan
berbagai macam tanah yang terkena air hujan, diantara mereka adalah orang
alim yang mengamalkan ilmunya dan mengajar. Orang ini seperti tanah subur
yang menyerap air sehingga dapat memberi manfaat bagi dirinya, kemudian
tanah tersebut dapat menumbuhan tumbuh-tumbuhan sehingga dapat memberi
manfaat bagi yang lain.

Diantara mereka ada juga orang yang menghabiskan waktunya untuk menuntut
ilmu namun dia tidak mengerjakan, akan tetapi dia mengejarkannya untuk orang
lain, maka bagaikan tanah yang tergenangi air sehingga manusia dapat
memanfaatkannya. Orang inilah yang diindikasikan dalam sabda beliau, "Allah
memperindah seseorang yang mendengar perkataan-perkataan ku dan dia
mengerjakannya seperti yang dia dengar." Diantara mereka juga ada yang
mendengar ilmu namun tidak menghafal atau menjaganya serta mengamalkannya
dan tidak pula mengajarkannya kepada orang lain, maka dia seperti tanah yang
tidak dapat menerima air sehingga merusak tanah yang ada di sekelilignya.

Dikumpulkannya perumpamaan bagian pertama dan kedua, adalah karena keduanya
sama-sama bermanfaat. Sedangkan dipisahkannya bagian ketiga, karena tercela
dan tidak bermanfaat.

Kemudian dalam setiap perumpamaan terdiri dari dua kelompok. Perumpamaan
pertama telah kita jelaskan tadi, sedang perumpamaan kedua, bagian
pertamanya adalah orang yang masuk agama (Islam) namun tidak mendengarkan
ilmu atau mendengarkan tapi tidak mengamalkan dan tidak mengajarkannya.
Kelompok ini diumpamakan Nabi Shallallahu Alaihi was Sallam dalam sabdanya,
"Orang yang tidak mau memikirkan" atau dia berpaling dari ilmu sehingga dia
tidak bisa memanfaatkannya dan tidak pula dapat memberi manfaat kepada orang
lain.

Adapun bagian kedua adalah orang yang sama sekali tidak memeluk agama,
bahkan telah disampaikan kepadanya pengetahuan tentang agama Islam, tapi dia
mengingkari dan kufur kepadanya. Kelompok ini diumpamakan dengan tanah datar
yang keras, dimana air mengalir diatasnya tapi tidak dapat memanfaatkannya.
Hal ini diisyaratkan dengan perkataan beliau, "Dan tidak perduli dengan
petunjuk Allah".

Ath-Thibi mengatakan, "Manusia terbagi menjadi dua. Pertama, manusia yang
memanfaatkan ilmu untuk dirinya namun tidak mengajarkan kepada orang lain.
Kedua, manusia yang tidak memanfaatkan untuk dirinya, tapi dia mengajarkan
kepada orang lain. Menurut saya kategori pertama masuk dalam kelompok
pertama, karena secara umum manfaatnya ada walaupun tingkatnya berbeda.
Begitu pula dengan tanaman yang tumbuh, diantaranya ada yang subur dan
memberi manfaat kepada manusia dan ada juga yang kering. Adapun kategori
kedua walaupun dia mengerjakan hal-hal yang wajib dan meninggalkan yang
sunnah, sebenarnya dia termasuk dalam kelompok kedua seperti yang telah kita
jelaskan; dan seandainya dia meninggalkan hal-hal wajib maka dia adalah
orang fasik dan kita tidak boleh mengambil ilmu darinya. Orang semacam ini
termasuk dalam, *man lam yar fa' bi dzalika ro san*. Wallahu a'lam"

*Penutup*

Dari uraian diatas, mari kita berkaca pada pribadi masing-masing. Termasuk
dalam kelompok manakah kita ; kelompok tanah yang menyerap air sehingga
dapat memberi manfaat bagi dirinya, kemudian tanah tersebut dapat menumbuhan
tumbuh-tumbuhan sehingga dapat memberi manfaat bagi yang lain, ataukah
kelompok tanah yang yang tidak dapat menerima air sehingga merusak tanah
yang ada di sekelilingnya? Semoga Allah memudahkan jalan kebaikan dan
(kemudian) menempuhnya untuk yang telah menulis dan membaca tulisan ini,
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini